Tags
Rizki Kuncoro Manik Sang Abdi Dalem Cilik
Content Language : Indonesian
Kawan, di era modern dan serba canggih ini, arus informasi sangat deras menyerbu ke negara kita. Segala jenis informasi dari mancanegara, mau tidak mau, telah membawa berbagai jenis budaya asing. Disadari atau tidak, serbuan kuat budaya asing tersebut telah mempengaruhi perubahan budaya pada masyarakat Indonesia. Secara perlahan-lahan, tetapi pasti, rasa cinta dan pemahaman pada budaya tradisional pun mulai luntur. Hal itu terjadi, terutama di kalangan generasi muda lho. Generasi muda zaman sekarang cenderung lebih mengenal dan bangga terhadap budaya asing daripada budaya milik sendiri. Akan tetapi, pernahkah kalian menyadari banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan norma etika bangsa Indonesia? Kawan, serbuan budaya asing di era teknologi canggih ini telah menghilangkan kesadaran masyarakat, terutama kaum muda dalam mencintai seni budaya tradisional. Padahal, berbagai kesenian tradisional merupakan bagian dari kebudayaan yang luhur dan telah menjadi ciri khas bangsa kita. Semestinya, semua ini bisa kita jaga kelestariannya secara bersama-sama, bukan? [ vi ] | Redy Kuswanto Budaya asing, khususnya dari Barat, telah berhasil mempengaruhi hampir semua kalangan masyarakat Indonesia. Coba lihat keadaan kalian, gaya berpakaian, isi kamar, peralatan pribadi, atau public figure idola, asing semua, bukan? Budaya asing ini kelak akan menggeser kedudukan budaya kita yang seharusnya dipegang teguh, terutama oleh para generasi mudanya. Budaya luhur tanah air akan tergerus oleh zaman jika kita tidak mau menjaganya. Bisa jadi, justru akan dijaga dan dilestarikan oleh negara lain. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal itu terjadi? Salah satu caranya adalah dengan memberikan pendidikan wajib tentang seni dan budaya kepada setiap genarasi muda. Dekatkan dan kenalkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sejak usia dini di rumah, di lingkungan sekitar, dan di sekolah, secara terus-menerus. Nah, para generasi penerus setingkat PAUD dan SD sangat bagus jika mulai mengenal dan akrab dengan seni budaya negaranya. Lakukan di sekolah dan juga dekatkan dengan komunitas pelestari seni budaya di lingkungan sekitar. Untuk remaja setingkat SMP dan SMA, tidak lagi sekadar mengenal, akan lebih baik jika ikut mencintai dan menjaga kelestariannya. Jika tidak kita, lalu siapa lagi? Jika tidak sekarang, lantas kapan lagi? Rizki Kuncoro Manik, Sang Abdi Dalem Cilik | [ vii ] Dalam buku ini, saya akan memperkenalkan salah seorang teman yang luar biasa. Di usianya yang belum genap sepuluh tahun, ia begitu mencintai budaya leluhurnya, yaitu budaya Jawa. Kiprahnya, membuat banyak orang tak percaya. Sebagai anak yang tumbuh di era modern, ia tidak terlalu terpengaruh oleh budaya asing. Janji dan cita-citanya, ia pegang teguh apa pun alasannya. Rizki Kuncoro Manik, putra asli Yogyakarta. Ia menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta sejak berusia lima belas bulan. Pengabdiannya terhadap keraton dan raja, layak menjadi contoh bagi genarasi muda–juga orang dewasa–yang cenderung abai pada budaya bangsa sendiri. Ini adalah fakta bahwa sesungguhnya cinta budaya bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa pandang usia dan kasta.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.